Rintik dari Langit
Hai π Saya Ayik suhaini kelas 9. Kali ini saya akan membagikan cerita saya yang akan menggambarkan mengenai hujan. Baca sampai habis ya.
Rintik dari Langit
Langit kelabu menggantung rendah, seperti menyembunyikan rahasia besar di dalam lipatan awannya. Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah yang khas, menyusup ke dalam dada seperti kenangan lama yang kembali terulang. Suasana mendadak menjadi tenang, seolah-olah dunia berhenti sejenak, menunggu sesuatu yang tak terelakkan.
Pelan-pelan, suara lembut mulai terdengar, seperti bisikan kecil yang semakin nyaring. Permukaan tanah mulai berubah. Titik-titik kecil muncul, menari dengan irama tak beraturan, membentuk lingkaran yang cepat memudar. Atap-atap rumah mulai berbicara, mengeluarkan nada monoton yang menenangkan. Daun-daun bergoyang, seakan-akan tersenyum menerima pelukan lembut dari langit.
Jalanan yang sebelumnya dipenuhi debu berubah menjadi kanvas yang memantulkan cahaya. Pantulan dari genangan kecil menciptakan gambaran dunia terbalik, di mana pepohonan tampak menjulang dari bawah. Sepasang kaki yang melangkah perlahan melewati jalan itu meninggalkan jejak samar, yang segera menghilang, tertutup oleh kilauan butiran kecil yang terus berjatuhan.
Di kejauhan, suara roda yang melewati genangan menambah harmoni pada suasana. Setiap percikan yang dihasilkan terasa seperti melodi sederhana, menyatu dengan suara dari langit. Anak-anak berlarian, tertawa riang, menikmati momen yang diberikan oleh alam. Baju mereka basah, rambut mereka menetes, tetapi senyum mereka tetap lebar, tanpa sedikit pun keluhan.
Di balik jendela, seseorang memandang keluar dengan secangkir kehangatan di tangannya. Uap tipis dari cangkir itu berbaur dengan embun yang perlahan-lahan membasahi kaca. Tatapannya menerawang, mungkin mengenang masa-masa ketika ia pernah berlari seperti anak-anak itu, merasakan kebebasan yang tak terikat oleh waktu.
Pepohonan yang sebelumnya terlihat layu kini tampak segar, seolah diberi napas baru. Cabang-cabangnya menggeliat, seperti menari mengikuti ritme yang hanya bisa mereka dengar. Bunga-bunga kecil di sepanjang jalan membuka kelopaknya, menyambut tetes yang memberikan kehidupan.
Suara gemuruh samar terdengar di kejauhan, memberikan pertanda bahwa ini adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Langit tidak lagi hanya abu-abu, tetapi mulai berpendar dengan cahaya keperakan. Kadang-kadang, kilatan singkat menyusup, diikuti oleh suara yang menggema, seakan menegaskan kehadirannya.
Seiring waktu, intensitasnya mulai mereda. Irama yang tadinya begitu riuh perlahan berubah menjadi lembut, seperti lagu pengantar tidur yang penuh kasih. Genangan di jalanan mulai menyusut, menyisakan bekas-bekas yang perlahan mengering. Anak-anak yang tadinya bermain kini kembali ke rumah, membawa tawa dan pakaian yang kuyup.
Akhirnya, langit kembali cerah, menyisakan aroma segar yang memenuhi udara. Matahari mengintip malu-malu dari balik awan, menciptakan lengkungan warna yang membentang di cakrawala. Dunia yang tadi terasa sendu kini terlihat lebih cerah, seperti dihidupkan kembali oleh kejadian yang baru saja berlalu.
Dan kehidupan pun terus berjalan, seolah-olah alam baru saja menyelesaikan ritualnya untuk mengingatkan semua orang akan keindahan yang sederhana namun mendalam.
Comments
Post a Comment