Cahaya Baru di Ujung Hari
Oleh: Ayik suhaini
Angin pagi berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan dedaunan segar. Langit di ufuk timur perlahan berubah warna, dari kelamnya malam menuju semburat jingga yang hangat. Burung-burung mulai bernyanyi, melodi mereka bersahutan, menjadi orkestrasi alami yang mengisi keheningan pagi.
Di kejauhan, kabut tipis masih menyelimuti pepohonan, seperti selimut lembut yang enggan pergi. Cahaya matahari pertama menembusnya, memantulkan kilauan di atas embun yang menempel di daun-daun hijau. Tanah yang lembap memancarkan aroma khas, menciptakan perasaan damai yang sulit dijelaskan.
Pagi itu, dunia terasa baru. Cahaya mentari yang semakin kuat memberi semangat baru, seolah membisikkan harapan yang belum sempat padam. Segalanya terlihat indah dalam kesederhanaannya—pohon-pohon yang berdiri kokoh, bunga-bunga yang bermekaran, dan bayangan yang tercipta di atas tanah oleh sinar mentari yang hangat.
Hari itu berjanji akan membawa keceriaan, seiring dengan suara gemericik air sungai yang mengalir tenang. Pagi cerah itu adalah awal yang sempurna, mengingatkan bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk memulai lagi.
Comments
Post a Comment