Posts

Puisi dengan Tema Hujan

Puisi dengan tema hujan.  ๐—ง๐—ฒ๐—ฑ๐˜‚๐—ต ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—บ ๐—ฅ๐—ถ๐—ป๐˜๐—ถ๐—ธ Oleh : Ayik suhaini Di bawah langit yang kelabu, Hujan menderu, menyapa pilu. Tenda kecil tempatku berlindung, Menjadi saksi rintik yang bergulung. Tetes air menari di atas kanvas, Membawa melodi yang tak terbatas. Dinginnya menyentuh jemari, Namun hatiku tetap hangat di sini. Gemuruh jauh tak lagi menggertak, Di dalam tenda, semua terasa akrab. Aroma tanah basah, harum nostalgia, Menyulam kenangan dalam setiap aksara. Hujan membawa cerita di setiap titisnya, Tentang perjalanan, rindu, dan asa. Meski gelap menyelimuti dunia luar, Di sini, terang terasa begitu dekat. Oh, hujan dalam tenda yang sederhana, Kaulah penawar sunyi yang sempurna. Dalam rintikmu, aku menemukan, Teduh hati yang lama kuimpikan.

Judul cerita : Maling Kundang

Nama : Viaa  Kelas : VIII  No.Absen : 20 Assalamualaikum Wr.Wb, Nama saya Novi Alyvia Di sini saya akan menceritakan karya fiksi yang berjudul  " MALING KUNDANG "  " Maling Kundang " di pesisir pulau Sumatera , hiduplah seorang ibu beserta anaknya yang bernama Malin Kundang. mereka hidup miskin dan berkekurangan. suatu hari , Malin Kundang ingin merantau ke pulau seberang. ia berharap bisa menjadi orang kaya di sana. " aku ingin merantau di Pulau seberang. ibu. di sana pasti kehidupannya kita akan menjadi lebih baik. " permintaan izin Maling Kundang kepada ibunya . sebenarnya , ibu Malin Kundang tak setuju. tapi , tekad Malin Kundang sudah bulat .ibu Malin Kundang pun tak bisa mencegah anaknya itu . dengan menumpang kapal nelayan , maling Kundang berangkat ke pulau seberang . namun di tengah laut , tiba-tiba badai besar datang . kapal yang dinaiki Malin Kundang pun terhempas ombak besar . beruntung , Malin Kundang selamat . ia terdampar di sebuah pulau yan...

Laut

Oleh : Luvis Zakaria Berdiri aku di tepi Pantai Memandang lepas ke tengah laut Ombak pulang, memecah berderai Keriaban pasir rindu berpaut. Ombak datang bergulung-gulung Balik kembali ke tenang segera Aku takjub, terdiri termenung Beginilah rupanya permainan masa. Hatiku juga seperti dia Bergelombang-gelombang memecah ke pantai Arus suka beralih duka Payah mendapat perasaan damai

Stop Bullying

Image
Oleh : Wahyu Sulistiyaningsih Kelas : IX Stop Bullying Satu kata berjuta luka Berawal dari bercanda lalu menjadi biasa yang akhirnya membuat orang lain terluka. ( Gambar Poster Oleh : Moch Abdul Khafidz, Kelas IX ) Sakit hati sudah biasa Sedih pun sudah terasa. Berpikirlah sebelum mengatakannya karena sebuah luka tidak akan sembuh begitu saja. Ketika kita dikucilkan ingatlah selalu kepada Tuhan yang selalu memberi kekuatan yang selalu memberi ketenangan dan membuat kita terselamatkan.

Cahaya Baru di Ujung Hari

Oleh : Ayik suhaini Angin pagi berhembus lembut, membawa aroma tanah basah dan dedaunan segar. Langit di ufuk timur perlahan berubah warna, dari kelamnya malam menuju semburat jingga yang hangat. Burung-burung mulai bernyanyi, melodi mereka bersahutan, menjadi orkestrasi alami yang mengisi keheningan pagi. Di kejauhan, kabut tipis masih menyelimuti pepohonan, seperti selimut lembut yang enggan pergi. Cahaya matahari pertama menembusnya, memantulkan kilauan di atas embun yang menempel di daun-daun hijau. Tanah yang lembap memancarkan aroma khas, menciptakan perasaan damai yang sulit dijelaskan. Pagi itu, dunia terasa baru. Cahaya mentari yang semakin kuat memberi semangat baru, seolah membisikkan harapan yang belum sempat padam. Segalanya terlihat indah dalam kesederhanaannyaโ€”pohon-pohon yang berdiri kokoh, bunga-bunga yang bermekaran, dan bayangan yang tercipta di atas tanah oleh sinar mentari yang hangat. Hari itu berjanji akan membawa keceriaan, seiring dengan suara gemericik air sun...